Sejarah Desa
Tidak ada sumber primer, baik prasasti ataupun naskah tertulis yang menjelaskan sejarah awal keberadaan Desa Sumingkir. Sejarah Desa Sumingkir hanya dipahami dari cerita lisan yang disampaikan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Sejarah Desa
Sejarah Berdirinya Desa Sumingkir, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap
Desa Sumingkir, yang terletak di Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, memiliki sejarah panjang yang penuh dengan cerita dan nilai budaya lokal. Berdirinya desa ini tidak lepas dari perkembangan sejarah wilayah Cilacap secara umum, yang melibatkan migrasi penduduk, pembukaan lahan, dan pembentukan komunitas masyarakat agraris.
Asal Usul Nama Desa Sumingkir
Nama “Sumingkir” diduga berasal dari kata “sumingkir” dalam bahasa Jawa yang berarti “menyingkir” atau “menghindar”. Menurut cerita yang berkembang di kalangan masyarakat setempat, pada masa lalu, wilayah ini merupakan tempat para penduduk mencari perlindungan atau menyingkir dari gangguan atau serangan musuh, baik dari konflik antar suku maupun ancaman dari luar. Seiring waktu, wilayah tersebut kemudian menjadi tempat pemukiman baru dan diberi nama Sumingkir.
Pembukaan Lahan dan Pemukiman Awal
Pada awalnya, Desa Sumingkir merupakan wilayah hutan belantara yang perlahan dibuka oleh para peladang dan petani yang datang dari daerah lain. Mereka membuka lahan dengan cara gotong-royong, membabat hutan dan menjadikan wilayah ini sebagai lahan pertanian yang subur. Pertanian menjadi sumber utama penghidupan bagi masyarakat Sumingkir, dengan tanaman padi, jagung, dan palawija sebagai komoditas utamanya.
Para pendatang ini membentuk komunitas kecil yang hidup bergotong-royong dan saling membantu dalam mengelola lahan pertanian. Mereka juga mulai membangun infrastruktur dasar seperti jalan setapak, irigasi sederhana, serta tempat ibadah yang menjadi pusat kegiatan sosial dan spiritual masyarakat.
Perkembangan di Masa Kolonial
Pada masa penjajahan Belanda, Desa Sumingkir, seperti desa-desa lain di sekitar Cilacap, mengalami berbagai tantangan, termasuk penarikan pajak dan kerja paksa (rodi). Namun, masyarakat Sumingkir tetap bertahan dengan menjalin kerja sama erat di antara sesama penduduk untuk melindungi sumber daya dan mempertahankan kehidupan mereka.
Belanda juga membuka akses jalan di wilayah Cilacap yang menghubungkan daerah ini dengan pelabuhan-pelabuhan penting di pesisir selatan Jawa. Hal ini secara tidak langsung membawa perubahan di Sumingkir, dengan semakin meningkatnya mobilitas penduduk dan perdagangan.
Perkembangan Setelah Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, Desa Sumingkir terus mengalami perkembangan, baik dari segi jumlah penduduk maupun infrastruktur. Pemerintah daerah mulai memberikan perhatian lebih pada pembangunan desa, termasuk dalam hal pendidikan, kesehatan, dan pertanian. Masyarakat mulai membangun sekolah-sekolah dasar dan memperbaiki sistem irigasi untuk meningkatkan hasil pertanian.
Seiring dengan otonomi daerah, Desa Sumingkir kini menjadi bagian dari Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap. Desa ini terus berkembang dengan mempertahankan tradisi dan budaya lokal yang kental, sambil membuka diri terhadap perubahan zaman. Gotong-royong tetap menjadi semangat utama dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam berbagai kegiatan pembangunan desa.
Penutup
Sejarah Desa Sumingkir adalah cerminan perjuangan dan ketekunan masyarakatnya dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Dengan akar budaya yang kuat dan semangat kebersamaan, desa ini terus maju sebagai bagian dari Kabupaten Cilacap yang dinamis dan berkembang.
Sejarah ini tidak hanya menjadi warisan bagi masyarakat lokal, tetapi juga sebagai pelajaran tentang pentingnya persatuan, kerja keras, dan adaptasi terhadap perubahan zaman.


Silsilah Kepala Desa

SASTRO SOEWIRJO
Kepala Desa Periode
1927 – 1945

MARDIMAN KERTODIMEDJO
Kepala Desa Periode
1946 – 1965

SOENARYO
Kepala Desa Periode
1966 – 1988

YUSRI
Kepala Desa Periode
1989 – 1998

SUDARWO
Kepala Desa Periode
1999 – 2006

SARNO
Kepala Desa Periode
2007 – 2012

YUNAEDI
Kepala Desa Periode
2013 – Sekarang